Makalah Sistem Respirasi





Sistem
Respirasi
 
              

 

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas
pelajaran
Biologi



Oleh:
Kelompok 1
Ismail Batara
Rukmayanti
Muh. Arfah
Ure fatulmillah
Kelas : XI IPA
                                                                                   


Sekolah Menengah Atas Negeri 6
pasangkayu
T. A 2013/2014


Kata
Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Sistem
Respirasi. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas pelajaran
Biologi, guna mendapatkan nilai tugas harian. Adapun isi makalah ini disusun
secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi
acuan dalam penyusunan tugas.
Dalam penyusunan tugas makalah ini
kami mendapat beberapa hambatan, seperti kurangnya waktu untuk berdiskusi
membahas hal- hal yang terkait. Akan tetapi semua masalah dan hambatan dapat
teratasi.
      Kami berharap makalah ini dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam proses kegiatan belajar Biologi dan sumber
pengetahuan kepada pembaca dan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
      Kami selaku penyusun tugas makalah ini
sangat sadar bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari teman- teman, Bapak Pembimbing yang sangat kami harapkan agar tugas
berikutnya dapat lebih baik lagi.

                                                              
pasangkayu, 10 Mei 2014                                
                                                                
    




Daftar Isi

Halaman
Judul.........................................................................................................................
1
Kata Pengantar......................................................................................................................
2
Daftar
Isi.................................................................................................................................
3

BAB I
Pendahuluan.................................................................................................................
       
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................................
4
1.2
Tujuan.................................................................................................................................
4
1.3 Rumusan
Masalah..............................................................................................................
4

BAB II
Pembahasan       
2.1
Pengertian Sistem
Pernapasan............................................................................................
5
2.2  Sistem Respirasi
Manusia..................................................................................................
  2.2.1 Alat-Alat
Respirasi...................................................................................................
5
  2.2.2 Mekanisme Pernapasan............................................................................................
8
  2.2.3 Volume Udara
Pernapasan.......................................................................................
9
  2.2.4 Frekuensi Pernapasan...............................................................................................
10
  2.2.5 Pertukaran Gas didalam
Tubuh................................................................................
10
  2.2.6 Gangguan pada Sistem
Resprasi..............................................................................
12
  2.2.7 Teknologi Sistem
Pernapasan...................................................................................
13

2.3 Sistem
Respirasi Pisces.......................................................................................................
14
2.4 Sistem
Respirasi
Aves........................................................................................................
16

BAB III
Penutup.....................................................................................................................
    
3.1
Kesimpulan.........................................................................................................................
18
3.2 Saran...................................................................................................................................
18
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................
19






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan
adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam
dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan
Luar yang merupakan pertukaran antara O
2 dan CO2 antara
darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O
2 dan CO2 dari aliran
darah ke sel-sel tubuh.
Pada manusia, sistem pernapasan
yang termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam 
paru-paru di
mana terjadi pertukaran gas.
Diafragma menarik
udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan
ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup.

1.    
Sistem
pernapasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk, bronkus
bronkiolus, alveolus dan diafragma.
2.    
Udara
disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea.
3.    
Dinding
trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka.
4.    
Trakea bercabang
kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru.
5.    
Kedua
bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada ujung bronkiolus.

1.2  Rumusan Masalah

1.    
Apa yang
dimaksud dengan system pernapasan?
2.    
Apakah jenis-jenis
pernapasan pada manusia, aves dan pisces?
3.    
Apakah
 Alat-alat system pernapasan pada manusia, aves, dan pisces?
4.    
Apakah
Gangguan/Kelainan pada system pernapasan manusia ?

1.2  Tujuan

Untuk
mengetahui pengertian system pernapasan
Untuk
memahami jenis-jenis pernapasan pada manusia, aves dan pisces
Untuk
memahami struktur organ pernapasan atau alat-alat pernapsan pada manusia, aves,
dan pisces




BAB II
PEMBAHASAN

2.1
 Pengertian “Sistem Pernapasan”

     Pengertian
pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan.
     Sistem
pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru
beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam
rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan
rongga perut oleh diafragma.
          
Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan
setelah dioksidasi di dalm tubuhnya. Proses menghasilkan energi melalui
oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel. Respirasi
sel terdiri atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob
adalah proses pembakaran bahan makanan dengan membutuhkan oksigen (O
2). Respirasi
anaerob
adalah suatu proses pembakaran bahan makanan dengan tidak
membutuhkan oksigen (O
2).
2.2  Sistem
Respirasi Manusia
          
Pada saat
bernapas, kita menghirup udara (inspirasi) dan menghembuskan udara (ekspirasi)
Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O
2 dan CO2 yang disebut
respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O
2 akan menuju
jaringan tubuh. Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan jaringan
disebut respirasi internal. Gas O
2 yang sampai
pada sel akan menggunakan untuk membuat energi (ATP) yang dinamakan respirasi
sel
.
2.2.1
Alat-Alat Respirasi
                
Alat-alat
respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru,
bronkus, bronkiolus, dan alveolus.
         Di
dalam sel-sel tersebut gas oksigen menuju mitokondria untuk melakukan respirasi
seluler. Respirasi seluler adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan
energi melalui proses glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Reaksi
pemecahan glukosa membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan
energi, air, dan gas karbondioksida.
         Sistem
respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan.
Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus,
dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara
normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum. Berikut ini
penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta fungsinya.
1.Rongga
Hidung
    
   Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara
luar. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang berfungsi
untuk menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut
masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu, rongga mulut manusia juga memiliki
konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga dapat menghangatkan udara
yang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.
2. Pangkal
tenggorokan (Faring)
      Faring merupakan
pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings) di bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) di bagian belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika
manusia berbicara, oleh karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan
makanan masuk ke dalam saluran pernafasan.
      Jika makanan masuk ke
dalam saluran pernafasan, biasanya saluran pernafasan akan terangsang dan
berusaha mengeluarkan makanan tersebut lewat hidung. Bentuknya adalah peristiwa
tersedak. Pada bagian belakang farings terdapat laring (tekak). Pada laring
terdapat pita suara (pita vocalis). Bila pita suara bergetar karena masuknya
udara pada faring, maka akan menimbulkan suara.

3. Batang
Tenggorokan (trakea)
        Batang
tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-silia pada
dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda
asing yang ikut masuk ke dalam saluran pernafasan. Sebagian trakea terletak di
leher dan sebagian lagi terletak di rongga dada. Batang tenggorokan pada orang
dewasa memiliki panjang sekitar 10 cm.
4. Paru-paru (Pulmo)
      Paru-paru terletak di
dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan dengan diafragma, sedangkan di
depan dan di samping dibatasi oleh tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas
antara rongga perut dengan rongga dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri
dari 3 lobus. Sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.
    
Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura
visceralis) dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung
menyelimuti paru-paru, sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk.
Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara kedua pleura
tersebut terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas paru-paru.
      Paru-paru tersusun atas
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Alveolus adalah
kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Alveolus memiliki
selaput tipis dan pada permukaannya banyak terdapat muara kapiler darah, oleh
karena itu dapat berlangsung pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara
difusi.


4. Bronkus
        Bronkus merupakan
percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi menjadi dua, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama dengan trakea.
Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus yang merupakan salah satu bagian paru-paru.
5.
Bronkiolus
       Bronchiolus
berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus menuju ke gelembung -
gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir mirip dengan struktur yang
menyusun bronchus tapi epitelium bersilianya mengalami modifikasi menjadi
sisik.
6. Alveolus
  
        Alveolus
mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran
gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang dewasa bisa
mencapai antara 97 sampai 194 m2. 
      2.2.2
Mekanisme Pernapasan
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme
pernapasan dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut.

a.      Pernapasan
Dada
      Sistem pernapasan dada
adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi dan relaksasi
otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:
·    
Tahap
Inspirasi
, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang
rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini
mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan
atsmosfer sehingga udara  yang kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam
paru-paru melalui saluran pernafasan.
·    
Tahap
Ekspirasi
, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot
antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan
paru-paru mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan
lebih tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir
keluar melalui saluran pernafasan.
b.    
Sistem
Pernafasan Perut
      Sistem pernafasan perut
adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas diafragma. Pernafasan
perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:
  • Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot
    diafragma berkontraksi, sehingga rongga dada membesar dan paru-paru
    mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk
    kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan.
  • Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot
    diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi sehingga otot
    diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil,
    paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara
    dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus keluar melalui
    saluran pernafasan.
    
2.2.3 Volume Udara Pernapasan
    
Dalam keadaan biasa, orang dewasa normal menghirup dan menghembuskan udara ±
500 cc yang disebut volume tidal.
    
Setelah melakukan pernapasan biasa, kita masih dapat menghirup udara
sekuat-kuatnya sebanyak ± 1500 cc. yang disebut volume cadangan inspirasi dan
menghembuskan udara sekuat-kuatnya hingga ± 1500 cc yang disebut volume
cadangan ekspirasi.
Volum udara , volume tidal, volume cadangan
inspirasi, volume cadangan ekspirasi
mencapai 3500-4000 cc, yang disebut
kapasitas vital paru-paru. Setelah menghembuskan napas sekuat-kuatnya, didalam
paru-paru masih tersisa udara sebanyak ± 1000 cc yang disebut sebagai volume
residu.
Jumlah keseluruhan udara yang tertampung secara maksimal dalm
paru-paru disebut kapasitas total paru-paru.
    
2.2.4 Frekuensi Pernapasan
    
Pada orang
dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap menit. Faktor
yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.
1.    
Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan
frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga
oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.
2.    
Jenis
Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan
energi. Oleh karena itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak
daripada wanita.
3.    
Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar
antara 36-37˚C karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan
meningkatkan laju metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.
4.    
Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang
bekerja. Misalnya pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen
yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat
dibandingkan pada saat orang duduk.

2.2.5 Pertukaran Gas di Dalam Tubuh
    
           
Pertukaran
gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru, melainkan juga di
jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan parsial udara.
    
            Bernapas
merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui
paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di
dalam sel dengan “lingkungannya”.  Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke
dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara
langsung
 dan pernapasan tak langsung. Pernapasan secara
langsung
adalah
pengambilan
udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh dan pada
pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan. Sedangkan
pernapasan
tak langsung
artinya
udara pernapasan tidak berdifusi langsung melalui seluruh permukaan kulit.
Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas tersebut terlindung di bagian
dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus).
                
Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap
yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.
1.    
Respirasi
Eksternal
                
Pernapasan luar merupakan pertukaran
gas di dalam paru-paru
. Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan
pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah.

Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang
mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–) dengan
persamaan reaksi seperti berikut, (H+) + (HCO3–) => H2 + CO3

Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi
sebagai berikut.

H2CO3 => H2O + CO2.
                
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu
CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya
difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara
luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru
sebesar ± 160 mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri ± 100 mmHg, dan di
vena ± 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2 dari udara berdifusi ke dalam darah.
Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ± 47 mmHg, tekanan parsial CO2
dalam arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ± 40 mmHg.
Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari
darah ke alveolus.
2.    
Respirasi
Internal
                
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar
dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan
oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal
ini disebabkan karena sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen dalam
respirasi selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan
menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar
paru-paru.

    
            Tekanan
parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan tekanan parsial O2 dalam
jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida tinggi,
karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh.
Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41 mmHg.
Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2
berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan
200 ml karbon dioksida per hari.

Pengangkutan
CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
·         Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh
plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi
ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3–).

Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion
HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3– dalam
eritrosit

diganti oleh ion klorit. Persamaan reaksinya sebagai berikut,

H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)
·         Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut,
CO2 + Hb
=> HbCO2

          
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari
hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.

Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2 => RNHCOOH
·         Sekitar 6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam
karbonat (H2CO3). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru
dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10%
CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion
bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga
karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.

Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat
(H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah
yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
gangguan fisiologis yang disebut asidosis.

2.2.6 Gangguan pada Sistem Respirasi
1.      Sinusitis, yaitu
infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika saluran hidung yang
mengarah ke sinus tersumbat.
2.      Tonsilitis, yaitu
infeksi pada bagian tonsil sehingga meradang dan membengkak. Peradangan dan
pembengkakan tonsil yang terjadi di daerah pangkal faring disebut amandel. jika
terjadi pada nasofaring disebut adenoid.
3.      Laringitis, yaitu
infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau serak.
4.      Bronkitis
akut
, yaitu
infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului oleh infeksi saluran
respirasi bagian atas oleh virus yang diikuti dengan infeksi bakteri.
5.      Pneumonia, yaitu
infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga bronkus
dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya
proses pertukaran udara.
6.      Tuberkulosis
atau TBC, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
7.      Bronkitis kronis, yaitu
tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus sehingga suplai udara ke paru-paru
terganggu.
8.      Emfisema, yaitu
gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan rusaknya dinding-dinding alveolus
sehingga kemampuan pertukaran udara menjadi berkurang
9.    
Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan
batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali
bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran
napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher
menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran
napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru
kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu
makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran
gas, oksigen (O2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO2
) dikeluarkan.
10.  Kanker
paru-paru
, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Penyebab kanker ini salah
satunya dipicu oleh kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama, baik aktif
maupun pasif.
11.  Flu, yaitu
penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir, batuk, dan demam.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Influenza.

2.2.7 Teknologi Sistem pernapasan
Salah satu
bentuk teknologi sistem respirasi untuk mengatasi gangguan sistem respirasi
adalah suatu alat respirasi yang disebut dengan respirator Emerson atau paru-paru
besi
. Paru-paru besi merupakan suatu alat berupa lemari logam kedap udara yang
di dalamnya menempel sebuah pompa yang dapat mengubah kuantitas dan tekanan
udara. Alat tersebut berfungsi sebagai alat pernapasan buatan dan biasa
digunakan ketika otot-otot pernapasan mengalami kerusakan berat.


2.3
 Sistem Respirasi Pisces
          
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan
dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.
Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung
banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang
memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2
berdifusi keluar.
          
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup
insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula
kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan
paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan,
tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan,
alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
1.    
Sistem
Pernapasan pada Ikan Bertulang Sejati
    
Contoh ikan bertulang sejati adalah ikan mas. Insang ikan mas tersimpan dalam
rongga insang yang terlindung oleh (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari
lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi
insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan
filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak,
berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh
kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah
pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung. 
      Gas
O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari
insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh.
Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju
insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus
dan berulang-ulang.
a) Fase inspirasi ikan
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada
tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang
insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil
daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke
dalam rongga mulut.
b) Fase ekspirasi ikan
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembali ke
kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir
melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat
ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan
mengikat O2 dari air.
          
Ada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh
kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya
pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke
insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
2.    
Sistem
Pernapasan pada Ikan Bertulang Rawan
    
Insang ikan
bertulang rawan tidak mempunyai operkulum contohnya ikan hiu. Masuk dan
keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada
rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan
naik turun rongga mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga
mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di
sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang
pada akhirnya terjadilah proses inspirasi. Bila dasar mulut bergerak ke atas,
volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga
air mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2.
Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
3.    
Sistem
Pernapasan pada Ikan Paru-Paru ( Dipnoi )
    
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai
insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti
paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis.
Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan kerongkongan
oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara
dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya
difusi udara ke kapiler darah.
          
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup
walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas
menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan
paru-paru afrika, ikan paru paru amerika selatan, dan ikan paru - paru
queensland (Australia).










          
Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok memiliki
alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas
dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan
rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2),
sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang kandungan
oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung
renang yang terletak di dekat punggung.



2.4 Sistem
Respirasi Aves
1)      Jalur Pernapasan Burung
          
Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru.
Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk.
2)    
Alat
Pernapasan Burung
          
Selain
paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut
pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai
ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal
leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan
posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis),
ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis,
tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara
mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.
          
Kantung udara memiliki beberapa
fungsi berikut.

1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen
cadangan.


2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan
secara berlebihan.


3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.





4.  Mengatur berat jenis
(meringankan) tubuh pada saat burung terbang.

3)    
Mekanisme
Pernapasan pada Burung
1.    
Pada Saat
Istirahat
1.         
Fase
Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar –
tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat
inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2berdifusi
ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam
katong-kantong udara
.
2.         
Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada
mengecil – tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam
kantong-kantong hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati
alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah
melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan
O2 dapatberlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.

2.    
Pada Saat
Terbang
Pada saat
terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada
saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa.
Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa
antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
1.      Fase
Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid
terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke
pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi.
Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
2.      Fase
Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak
terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara
mengalir keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah
ekspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan
CO2. Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam
paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat
terbang juga berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.






BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
      Pengertian pernafasan
atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
      Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea,
paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada proses inspirasi dan
ekspirasi, mekanisme pernapasan pada manusia dibagi atas pernapasan dada dan
pernapasan perut. Sedangkan Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
adalah Umur, Jenis Kelamin, Suhu Tubuh, Posisi Tubuh. Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi
Eksternal dan Respirasi Internal. Serta ada beberapa gangguan pada system
respirasi manusia.
      Pada pernapasan hewan
Juga melibatkan alat-alat repirasi yang beragam. Hewan yang hidup di lingkungan
darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan yang hidup di
air bernapas menggunakan insang. Selain memiliki alat-alat respirasi utama,
beberapa hewan tertentu memiliki alat respirasi tambahan sesuai tempat
hidupnya.
3.2  Saran
Jagalah
kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem
pernafasan lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita,
hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap
merokok. Serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru
mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan
jaringannya.

Previous
Next Post »

Luangkanlah Sedikit Waktu Sobat Untuk Memperindah Blog Ini Dengan Berkomentar,, (^_^)


MOHON MAAF JIKA COMENT ANDA TIDAK SAYA JAWAB KARENA SAYA TIDAK ONLINE 24 JAM DIKARENAKAN BANYAK URUSAN DI DUNIA NYATA. ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment